Pythagoras : Filsuf Gila Pembenci Kacang
Pythagoras adalah sebuah nama yang sangat populer di dunia matematika dan ilmu pengetahuan, yang hidup antara 570-495 SM. Ia dianggap sebagai sang filsuf matematikawan yang maha, dan dia melahirkan teorema-teorema spektakular. Meskipun begitu, selain teorema-teorema yang mencengangkan, ia menyimpan beberapa kepercayaan yang umpama stalker. Misalnya seperti, dia benci kacang karena percaya bahwa di dalam kacang berisi jiwa orang yang sudah meninggal. Menurut Khalid Elhassan, yang menulis artikel yang berjudul “The Philosopher who Trolled Himself to Death and Other Philosophical Oddities from History”, Phytagoras adalah seorang yang sangat gila!
Tidak terlalu banyak diperkatakan dalam buku, matematikawan dan filsuf Yunani, Pythagoras, ternyata seorang vegetarian yang unik. Ia sangat menghindari kacang-kacangan khususnya kacang fava (kara), melarang pengikutnya untuk tidak mengonsumsinya. Alasannya, di Yunani Kuno kacang diyakini sebagai simbol kematian. Sejarawan Yunani, Herodotus pun menjelaskan, Mesir Kuno juga merupakan kawasan yang enggan menanam kacang karena alasan serupa. Oleh sebab itu, kacang sering digunakan dalam upacara pengorbanan di Yunani. Sangat keramatnya, para pemuka agama bahkan enggan menyebut “kacang” dari mulut mereka.
Alasan Penolakan Konsumsi Kacang
Menariknya, penolakan Pythagoras terhadap kacang mendapat perhatian sangat besar dari para penulis kuno. Mereka menyebutkan bahwa Pythagoras percaya bahwa kacang fava membawa jiwa-jiwa yang telah meninggal dunia, karena memiliki sesuatu yang mirip daging. Bunganya yang mengeluarkan bintik hitam sambil berdiri di batang yang berongga menyebabkan orang-orang yakin tanaman ini telah menghubungkan Bumi dengan Hades.
Ada juga teori yang menyatakan bahwa makan kacang akan mengganggu konsentrasi, hal ini yang diabaikan oleh Pythagoras. Padahal, hasil penelitian modern menyebutkan bahwa kacang bermanfaat untuk menjaga fungsi otak dan mengeluarkan angin. Selain itu, gaya hidup ekstrem semacam asketisme yang dianut Pythagoras termasuk mengikuti ritual untuk pemurnian jiwa. Demikianlah, alasan perdana Pythagoras menjadi vegetarian yang tak terlupakan.
Baca Juga Tentang Game Online Disini
Aspek Kehidupan Dari Seorang Pythagoras
Berbagai aspek kehidupan spiritual dan filosofis Pythagoras telah banyak dibicarakan berkat para filsuf lain, termasuk Plato dan Aristoteles. Keduanya memuji bejibunnya untuk berkontribusi pada konsep teologi dan filosofis. Mengusung teori metempsikosis, yaitu suatu keyakinan yang menyatakan bahwa setelah kematian, jiwa yang abadi ini akan melakukan transmigrasi ke tubuh lain, baik itu makhluk manusia, hewan, atau mahluk berbeda. Menurut Porphyry, biografi Python, dia percaya bahwa semua yang memiliki jiwa harus dihormati sama. Dengan keyakinan yang menitikberatkan pada metempsikosis, lahirlah praktik veganisme dan Pythagorasisme.
Walaupun dikenal sebagai sebuah kultus, para pengikutnya memahami Pythagorasisme dari berbagai sentuhan pemikirannya. Sayangnya, karena tidak ada karya tulis tentang teori beliau, sama sekali tidak ada yang dapat dipertanggungjawabkan dari apa yang dipraktikkan para pengikutnya. Vegetarianisme adalah diet yang mungkin telah digunakan di peradaban kuno, namun tanggapan Pythagorean yang absolute terhadap kacang-kacangan relatif unik. Apalagi jika kita berbicara tentang kacang fava – makanan yang benar-benar dilarang dalam kehidupan Python.