Apa Tafsiran Aneh dari Hukum yang ada?
Pada Februari 1775, seorang wanita di Denmark membunuh bayinya yang masih berusia empat bulan. Ketika pihak berwenang menemukannya, dia berkata pada mereka bahwa dia akan menerima hukuman mati untuk kejahatannya. Tafsiran aneh dari hukum ini ada karena pada saat itu, pembunuhan lebih dimaafkan daripada bunuh diri.
Kejadian ini menjadi bagian dari gelombang bunuh diri-pembunuhan pada abad ke 17 dan ke 18. Gelombang ini melanda Eropa, tetapi di Denmark sendiri, kejadian ini terjadi dengan frekuensi tertentu.
Pada abad ke 18, terdapat satu setengah pembunuhan bunuh diri per 100.000 penduduk di Kopenhagen. Di Stockholm, dari 100.000 warga ada 0.6-0.8 persen kasus, sedangkan di Hamburg ada 0.4-0.5 persen kasus.
Meskipun kedengarannya gila, namun orang-orang melakukan pembunuhan hanya untuk dieksekusi. Mereka mengetahui dengan tepat kejahatan seperti apa yang mendapatkan hukuman mati untuk memastikan mereka akan dibunuh.
Pada saat itu, bunuh diri bukan hanya kejahatan, tetapi juga berarti bahwa jiwa itu selamanya dikutuk ke neraka. Di sisi lain, pembunuh akan masuk surga dan dihormati apabila ia sangat menyesali kejahatannya.
Berbeda dengan tersangka bunuh diri, para pembunuh ini benar-benar terbuka dengan kejahatan mereka. Seorang pria bahkan bernyanyi saat berjalan ke tiang gantungan karena dia merasa senang akan mati.
Kesadaran Pengadilan
Akhirnya pengadilan menyadari ada sesuatu yang tidak benar, dan meningkatkan hukuman. Di Denmark, mereka akan mendapatkan hukuman cambuk selama sembilan minggu sebelum dieksekusi.
Bukan hanya itu saja, algojo akan menghancurkan tulang terhukum dengan roda besar, kemudian mereka digantung dan meninggal akibat dari lukanya. Ini adalah cara pengadilan militer dan pengadilan sipil juga tidak kalah brutalnya.
Pembunuh-bunuh diri akan dianiaya dengan besi panas, tangan mereka akan dipotong dahulu, sebelum dieksekusi. Kemudian tubuh mereka akan diletakkan di atas roda agar bisa dilihat oleh orang banyak.
Namun ini tidak merendahkan angka kejahatan, bagi terhukum, siksaan hanya akan mengamankan tempat mereka di surga. Tahun 1767 Denmark menghentikan tindakan ini dengan menghapuskan hukuman mati bagi pembunuh-bunuh diri.
Hukuman diganti dengan bekerja keras dan dicambuk dari waktu ke waktu selama sisa hidup mereka. Orang yang lelah dengan hidup akan membunuh untuk mendapatkan hukuman mati hingga saat ini.
Di Amerika Serikat, seorang pembunuh secara sukarela menyetujui eksekusi mereka dan bahkan ingin mempercepat eksekusi. Gary Gilmore berkelahi dengan pencaranya hanya demi dibunuh oleh regu tembak.
Baca juga Tebak Jitu Bola disini