Ilmuwan Menumbuhkan Embrio Tikus Tanpa Sperma atau Telur
Saat berada di kelas biologi, kita akan memiliki pengetahuan yang cukup bagus tentang bagaimana sebuah embrio tikus terbentuk. Prosesnya membutuhkan penggabungan antara sel sperma dan sel telur.
Dalam kasus mamalia, zigot yang sudah dihasilkan harus ditanamkan di dalam rahim untuk bisa berkembang. Tetapi para ilmuwan berhasil menciptakan embrio tikus sintetis pertama, tanpa 90% proses yang seharusnya.
Berawal Dari Sel Induk
Apa yang akan terjadi jika kita bermain-main dengan komposisi kimia dari sel induk? Ini merupakan pertanyaan yang baru-baru ini diselidiki oleh tim peneliti di Institut Sains Weizmann di Israel.
Pertanyaan ini menimbulkan penelitian yang menghasilkan sesuatu yang mengejutkan. Menerbitkan karya mereka di jurnal ilmiah Cell, mereka memberinya judul “Post-Gastrulation Synthetic Embryos Generated Ex Utero from Mouse Naïve ESCs.”
Meskipun judulnya sedikit membingungkan, namun eksperimen yang terperinci dalam makalah ini sama sekali tidak biasa. Para ilmuwan mengambil sel induk tikus dan melakukan percobaan kimia.
Mengembalikan sel tersebut ke “keadaan naif” dimana mereka tetap matang untuk bertransformasi menjadi berbagai jenis sel (misalnya, hati, jantung, otak, dll.) Selanjutnya, mengubah 30 persen sel menjadi kantung telur dan sisanya menerima rangsangan untuk berkembang menjadi plasenta.
Ahli biologi, Jacob Hanna, menjelaskan “Kami memberi dua kelompok sel ini dorongan sementara untuk memunculkan jaringan ekstraembrionik yang menopang embrio yang sedang berkembang.” Setelah manipulasi ini, para ilmuwan mencampurkan tiga kelompok sel (sel naif, sel plasenta, dan sel kantung telur) kemudian menempatkannya di rahim buatan.
Gumpalan Sel Berkembang Menjadi Embrio
Sel-sel tersebut bercampur dalam gelas kecil di dalma bioreaktor yang dirancang khusus untuk meniru kondisi rahim tikus. Gelas-gelas itu berisi cairan kaya nutrisi untuk memberi makan sel-sel dan berada di dalam silinder berputar yang memberikan gerakan konstan.
Gerakan itu mensimulasikan tekanan atmosfer pada rahim tikus atau seperti yang dikatakan oleh Weizmann Institute of Science. Gerakan berputar meniru bagaimana nutrisi dan darah mengalir melalui plasenta ke janin.
Percobaan pada tahun 2021 melaporkan bahwa janin tikus mengalami pertumbuhan dalam gelas bioreaktor yang terus bergerak selama 11 hari. Dalam sekitar 50 kasus, gumpalan itu terus tumbuh dan berkembang.
Struktur embrio termasuk otak kecil, jantung yang berdetak dan saluran usus terbentuk setelah 8,5 hari di bioreaktor. Yang mengejutkan, peneliti juga mencatat bahwa proto-embrio mengandung variasi yang membedakan mereka dari embrio tikus yang terjadi secara alami.
Baca juga TebakJituBola disini